Kamis, 05 Desember 2019

Bulu Tangkis

Asal-usul Badminton

sejarah badminton dunia

Badminton adalah nama dari sebuah rumah istana milik Duke of Beafourt di Inggris di daerah Gloucestershire di sebelah barat Kota London, Inggris. Berawal dari nama tempat inilah, olahraga badminton dikenal mulai dari kalangan atas, menyebar ke seluruh masyarakat hingga seluruh dunia seperti yang dikenal saat ini.
Organisasi olahraga yang menaungi bulu tangkis dunia adalah Internasional Federasi Bulu Tangkis (IBF) yang berdiri pada tahun 1934 yang nantinya berganti nama menjadi Badminton World Federation (BWF).

Sejarah Bulu Tangkis Indonesia Bulu Tangkis Indonesia

sejarah bulu tangkis indonesia

Di Indonesia sendiri, olahraga badminton mulai ada sejak tahun 1930-an. Ikatan Sport Indonesia (ISI) yang berjasa menaungi bulu tangkis pada masa itu. Bulu tangkis pun semakin berkembang pada masa setelah kemerdekaan Indonesia. Dan pada 1947, terbentuklah Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI).

1. Terbentuknya Persatuan Bulu Tangkis Indonesia

Setelah terbentuknya PORI, organisasi khusus bulu tangkis pun terbentuk, yaitu Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951. Tim bulu tangkis Indonesia pernah berpartisipasi dalam IBF sekitar tahun 1953 dan, pada tahun 1958 Indonesia mengikuti kejuaraan piala Thomas yang diselenggarakan di Singapura.

2. Indonesia Mulai Diperhitungkan di Mata Dunia

Dalam sejarah bulu tangkis, di era 1950-an, negara Amerika, Denmark, Inggris, Malaysia, dan Thailand menjadi tim bulu tangkis terkuat pada masa itu. Akan tetapi, Indonesia justru tampil membanggakan dengan penampilan yang membuat Tan Joe Hook dan Ferry Sonnevile masuk ke “All Indonesian Final”.
Meski saat itu, Indonesia termasuk negara yang sedang berada dalam masa sulit dan tidak ada pendanaan melimpah untuk pembinaan olahraga bulu tangkis.

Prestasi Bulu Tangkis Indonesia

sejarah bulu tangkis dunia / indonesia

Beberapa prestasi pun ditunjukkan oleh tim bulu tangkis Indonesia pada masa kejayaannya di tahun 1960 hingga 1970-an. Pada 1961, Indonesia berhasil meruntuhkan Thailand di fase final dan merebut gelar juara. Kemudian pada 1964, Indonesia berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Denmark di piala Thomas di Tokyo, Jepang.

1. Kemunculan Pemain Legenda Indonesia

Pada masa ini juga muncul beberapa pemain yang melegenda. Salah satunya Rudy Hartono yang namanya berhasil tercatat di Guinness Book of World Records yang menjadi pemegang juara All-England. Selain itu, pemain tim ganda putra Indonesia, Tjuntjun dan Johan Wahyudi berhasil merebut juara ganda putra 6 kali.
Sayangnya, Indonesia pernah gagal pada piala Thomas yang diselenggarakan di tuan rumah sendiri yaitu di Jakarta (1967). Tetapi, Indonesia dapat membalas kekalahan pada piala Thomas di negeri seberang yaitu Kuala Lumpur, Malaysia.

2. Persaingan dengan Bulu Tangkis China

Di tahun 1980, China mulai menjadi saingan terberat dan pada ajang All England, Liem Swie King mewakili Indonesia hanya mampu menjadi juara pada tahun 1981. Selanjutnya, pada ajang piala Thomas tim Indonesia hanya mampu memenangkan pertandingan di piala Thomas 1984 di Kuala Lumpur.

3. Medali Emas Badminton Pertama Indonesia

Baru pada 1990 hingga 2000, Indonesia kembali bangkit dengan mencetak sejarah baru di tahun 1992 pada Olimpiade Barcelona. Untuk pertama kalinya Indonesia berhasil memenangkan medali emas.
Bulu tangkis menyumbang 2 emas, 2 perak dan 1 perunggu. Selain itu, 1 medali emas, 1 perak dan 2 perunggu berhasil diraih oleh ganda putra Rexy Mainaky dan Ricky Subagja di Olimpiade Atlanta pada 1996.

4. Juara di Piala Thomas dan Uber

Selain Olimpiade, tim bulu tangkis Indonesia juga unjuk gigi di berbagai piala bergengsi lainnya. Piala Thomas diraih 5 kali berturut-turut pada 1994 hingga 2002. Sementara itu, Ardi Wiranata di tahun 1991 dan Haryanto Arbi di tahun 1993 dan 1994, meraih juara sebanyak tiga kali.

Pada kompetisi piala Uber, Indonesia berhasil menang 2 kali, yaitu pada 1994 dan 1996.

Arti dari lambang PBSI, adalah sebagai berikut :1. Terdiri dari 5 warna yang mempunyai arti, antara lain :- Kuning : Simbul kejayaan- Hijau : Kesejahteraan dan kemakmuran- Hitam : Kesetiaan dan kekal- Merah : Keberanian- Putih : Kejujuran2. Gambar Kapas : Berjumlah 17 biji yaitu melambangkan angka keramat ( hari proklamasi ).3. Gambar Shuttlecock : Dengan delapan bulu, melambangkan 8 ( agustus )4. Huruf PBSI : terdiri dari 4 dihubungkan dengan gambar ½ lingkaran sebanyak 5 biji berwarna merah dibawah shuttlecock, melambangkan tahun 1945.5. Gambar Padi : sebanyak 51 butir yang melambangkan hari lahirnya PBSI yaitu tahun tanggal 5 Mei 1951.6. Gambar Perisai : Adalah simbul ketahanan, keuletan, rendah diri tapi ulet, kuat dan tekun

Peraturan Badminton / Bulu Tangkis

  1. Jumlah pemain ganda yang terdaftar sebanyak 32 pasangan. Pemain ganda dibagi dalam 8 grup. Setiap grup diurut berdasarkan peringkat terdiri dari 4 pasang, dari yang tertinggi sampai terbawah (Lihat tabel 1 & 2 di atas).
  2. Jumlah pemain tunggal yang terdaftar sebanyak 20 orang. Pemain tunggal dibagi dalam 5 grup. Setiap grup diurut berdasarkan peringkat terdiri dari 4 pemain, dari yang tertinggi sampai terbawah (Lihat tabel 3 di atas).
  3. Perhitungan dengan system really point sampai angka 21
  4. Babak penyisihan tunggal dan ganda dilakukan dengan two winning set.
  5. Setiap pasangan dalam masing2 grup bermain 6 kali pada babak penyisihan. Penentuan siapa yang maju ke babak berikutnya ditentukan berdasarkan point yang didapat pada setiap game.
  6. Khusus untuk tunggal: 3 pemain urutan kedua dengan point tertinggi dalam babak penyisihan, akan dimasukkan dalam babak 1/4 final karena diperlukan 8 pemain.
  7. Perhitungan point akan direkam dan dihitung dengan menggunakan software khusus.
  8. Setelah babak penyisihan ganda selesai, dilanjutkan dengan penyisihan tunggal dengan metode yang sama.
  9. Tahap berikutnya adalah permainan sistem gugur.
  10. Babak 1/8 final untuk tunggal ditiadakan dan langsung ke ¼ final.
  11. Skema dalam babak seperdelapan final diatur sebagai berikut:
    • Juara peringkat 1 grup A melawan peringkat 2 grup B. Peringkat 2 grup C melawan peringkat 1 grup D dst.
  12. Perkiraan waktu
    • 2 jam untuk penyisihan
    • 30 menit untuk sistim gugur pertama (1/8),
    • 30 menit untuk sistim gugur kedua (1/4),
    • 30 menit untuk sistim gugur ketiga (1/2) dan
    • 40 menit untuk final.
  13. Total waktu untuk badminton 6,5 jam
  14. Pemanasan harus sudah dilakukan sebelum masuk lapangan supaya pertandingan sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.
  15. Jadwal pertandingan dapat dilihat pada tabel 3, sementara skema pertandingan dilampirkan di bawah.